Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Pegawai dengan Modal Intelektual dan Kompetensi sebagai Variabel Intervening
Abstract
Latar Belakang Rumah Sakit X adalah rumah sakit baru, maka ditinjau dari perspektif manajemen sumber daya manusia (SDM) masih terdapat beberapa permasalahan. Salah satu permasalahan adalah mengenai kinerja pegawai. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan dengan menyebarkan kuis kepada 15 pegawai yang seluruhnya merupakan paramedis, dengan menggunakan kuis sederhana berupa empat dimensi dari variabel kinerja pegawai, dengan 12 indikator. Hasil kinerja pegawai secara subyektif menunjukkan nilai rata-rata 2,74. Hasil ini memberi bukti bahwa karyawan rumah sakit X ini tidak mempunyai kinerja yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai dengan modal intelektual dan kompetensi sebagai variabel intervening di Rumah Sakit X. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data terbagi atas dua tahap, yakni analisis deskriptif dan analisis jalur menggunakan perangkat AMOS V.21. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, maka sampel akhir 52 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kepemimpinan transformasional, modal intelektual, dan kompetensi pegawai secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap modal intelektual. Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kompetensi pegawai. Modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Modal intelektual berpengaruh terhadap kompetensi pegawai. Kompetensi pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Implikasi hasil penelitian ini adalah mengenai masukan mengenai posisi model intelektual maupun kompetensi pegawai yang sama-sama berperan memediasikan pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai. Namun nilai variance extracted factor kedua mediator itu sedikit berbeda, yakni modal intelektual berperan sedang (partial mediation), sedangkan kompetensi pegawai berperan rendah sebagai variabel mediator atau dianggap tidak ada mediasi (no mediation).