Tinjauan Literatur : Keterlambatan Memulai Pengobatan sebagai Salah Satu Faktor Risiko Hasil Akhir Pengobatan Tuberkulosis yang Buruk
Abstract
Penelitian dan literatur terdahulu menyatakan bahwa terlambat terdiagnosis atau memulai pengobatan dapat memperburuk penyakit, meningkatkan risiko kematian dan peluang penularan TB di masyarakat. Terdapat banyak penelitian terdahulu terhadap hubungan keterlambatan memulai pengobatan dengan hasil akhir pengobatan yang buruk, yang menunjukkan hasil yang bervariasi. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah secara ilmiah efek keterlambatan memulai pengobatan TB dan TB RO terhadap hasil akhir pengobatan yang buruk. Penelusuran literatur dilakukan dengan dengan metode PICO (population,intervention, comparators and outcome). mengakses database elektronik yang bersumber dari Embase, Proquest dan PubMed. Tujuh artikel didapat setelah melalui tahapan inklusi dan eksklusi yang ditetapkan, dengan wilayah penelitian di wilayah Asia dan Afrika. Hasil telaah menunjukkan keterlambatan memulai pengobatan berhubungan dengan hasil akhir pengobatan yang buruk. Kondisi pasien dengan koinfeksi HIV menjadi faktor yang memiliki asosiasi signifikan yang paling banyak diikuti dengan laki – laki, usia lebih tua, pasien yang berobat di Rumah Sakit, status DM positif, Pendidikan rendah, smear negatif, resistan fluoroquinolon, pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya, tuna wisma, dan tidak bekerja. Terlambat memulai pengobatan dapat menjadi salah satu faktor risiko yang menyebabkan hasil akhir pengobatan yang buruk pada pengobatan TB maupun TB resistan obat Perlu ada intervensi dan upaya untuk mengurangi penundaan pengobatan dan meningkatkan hasil pengobatan,yaitu dengan mengatasi permasalahan yang teridentifkasi di atas, dan permasalahan lain termasuk pusat inisiasi pengobatan TB-MDR yang tidak memadai, sentralisasi inisiasi pengobatan, keterbatasan sumber daya manusia, kemampuan edukasi, dan jumlah/singkatnya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga pasien.