FAKTOR RISIKO TERHADAP TERJADINYA NIHL (NOISE INJURY HEARING LOSS) DI INDUSTRI

  • Ayu Agustin Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Indonesia
  • Dadan Erwandi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Indonesia

Abstract

Kehilangan pendengaran merupakan salah satu penyebab kecacatan tertinggi di dunia, dengan dampak ekonomi yang signifikan. Permintaan akan perawatan pendengaran diperkirakan akan terus meningkat di masa depan. Gangguan pendengaran akibat kerja dapat disebabkan oleh paparan suara keras dan bahan kimia ototoksik. Paparan kebisingan di tempat kerja menjadi penyakit akibat kerja yang paling umum dilaporkan di Amerika Serikat. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan gangguan pendengaran meliputi rubella, meningitis, kebisingan, ototoksik, infeksi telinga, usia, riwayat gangguan pendengaran sebelumnya, merokok, diabetes tipe 2, dan hipertensi. Tes audiometri digunakan untuk mengukur kemampuan pendengaran pekerja secara berkala. Penelitian dengan menggunakan metode literature review telah dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang terkait dengan gangguan pendengaran akibat kerja. Dari hasil penelitian, usia, intensitas kebisingan, masa kerja, penggunaan alat pelindung pendengaran, lama pajanan, dan dosis paparan terbukti mempengaruhi terjadinya gangguan pendengaran. Paparan kebisingan yang berlebihan, usia lanjut, dan ketidaksempurnaan alat pelindung pendengaran merupakan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pendengaran akibat kerja. Pencegahan melalui program konservasi pendengaran di tempat kerja dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan pendengaran.

Published
2023-08-16
How to Cite
Agustin, A., & Erwandi, D. (2023). FAKTOR RISIKO TERHADAP TERJADINYA NIHL (NOISE INJURY HEARING LOSS) DI INDUSTRI. Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online), 3(2), 947-960. https://doi.org/10.36312/jcm.v3i2.2056