HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KB DENGAN PENGGUNAAN MKJP PADA WUS YANG TIDAK MENGINGINKAN ANAK LAGI DI INDONESIA (ANALISIS SDKI 2017)
Abstract
Latar belakang: Salah satu cara untuk menekan angka kelahiran adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan salah satu kontrasepsi yang lebih cost-efektif dan memiliki efek samping yang sedikit untuk menurunkan tingkat kelahiran
Tujuan: Mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan MKJP Pada Wanita Usia Subur yang Tidak Menginginkan Anak Lagi di Indonesia.
Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan metode potong lintang (cross sectional). Penelitian cross sectional dilakukan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu faktor risiko dan masalah kesehatan, dengan melakukan pengamatan dan pengukuran data pada suatu populasi tertentu dalam satu waktu yang sama. (1) Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan penggunaan MKJP pada akseptor wanita usia 15-49 tahun di Indonesia Yang Tidak Menginginkan Anak Lagi berdasarkan data SDKI 2017.
Hasil: Responden yang menggunakan MKJP sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi (20,6%), berusia 35-59 tahun (19,9%), menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi (35,1%), bekerja (18,5%), status ekonomi atas (20,3%), tinggal di wilayah perkotaan (17%), jumlah anak >2 orang (20,4%), terpapar informasi terkait KB (19,6%), tidak pernah mendapatkan kunjungan PLKB (15,7%), menerima kunjungan postnatal (16,6%) dan pengambilan keputusan ber KB secara bersama (18,8%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi. WUS dengan pengetahuan KB yang tinggi berpeluang 1,98 kali untuk penggunaan MKJP dibandingkan WUS dengan pengetahuan rendah (pv=0,004 OR=1,98 95% CI 1,23 – 3,19). Selanjutnya terdapat hubungan pendidikan, jumlah anak, keterpaparan informasi KB dan kunjungan PLKB dengan penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi. WUS yang menempuh pendidikan di Perguruan tinggi berpeluang 2,82 kali untuk penggunaan MKJP dibandingkan WUS yang tidak sekolah/SD (pv=0,004 OR=2,82 95% CI 1,50 – 5,31). WUS yang memiliki anak >2 orang berpeluang 1,74 kali untuk penggunaan MKJP dibandingkan WUS yang memiliki anak ≤2 orang (pv=0,012 OR=1,74 95% CI 1,13 – 2,68). WUS yang pernah terpapar informasi terkait KB berpeluang 1,82 kali untuk penggunaan MKJP dibandingkan yang tidak pernah terpapar (pv=0,023 OR=1,82 95% CI 1,08 – 3,06). WUS yang pernah menerima kunjungan PKLB berpeluang 2,29 kali untuk penggunaan MKJP dibandingkan yang tidak pernah menerima kunjungan (pv=0,046 OR=2,29 95% CI 0,99 – 5,29). Sedangkan tidak terdapat hubungan antara usia, pekerjaan, status ekonomi, tempat tinggal, kunjungan postnatal dan pengambilan keputusan ber KB dengan penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi di Indonesia.Kesimpulan: Responden yang menggunakan MKJP sebagian besar memiliki pengetahuan yang tinggi, berusia 35-59 tahun, menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, bekerja, status ekonomi atas, tinggal di wilayah perkotaan, jumlah anak >2 orang, terpapar informasi terkait KB, tidak pernah mendapatkan kunjungan PLKB, menerima kunjungan postnatal dan pengambilan keputusan ber KB secara bersama. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi. Selanjutnya terdapat hubungan pendidikan, jumlah anak, keterpaparan informasi KB dan kunjungan PLKB dengan penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi. Sedangkan tidak terdapat hubungan antara usia, pekerjaan, status ekonomi, tempat tinggal, kunjungan postnatal dan pengambilan keputusan ber KB dengan penggunaan MKJP pada WUS yang tidak menginginkan anak lagi di Indonesia.