ARTIKEL REVIEW: PENGENDALIAN VEKTOR NYAMUK AEDES DENGAN RESISTENSI TERHADAP PIRETROID
Abstract
Indonesia sebagai negara tropis merupakan daerah ideal untuk perkembangbiakan berbagai jenis nyamuk. Nyamuk mentransmisikan lebih banyak jenis penyakit dibandingkan artropoda yang lain. Keberadaan dan kepadatan populasi Aedes aegypti sering dikaitkan dengan penularan, endemisitas, dan kejadian luar biasa (KLB) penyakit DBD. Pengendalian vektor sebagai usaha menanggulangi DBD telah banyak dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, salah satunya adalah dengan penyemprotan atau pengasapan menggunakan insektisida piretroid. Penggunaan insektisida ini seperti pisau bermata dua, selain dapat mematikan vektor, penggunaan insektisida yang kurang bijak juga dapat menimbulkan masalah lingkungan dan resitensi insektisida. Resistensi insektisida sudah banyak tejadi dan menjadi penyulit pengendalian vektor yang berdampak pada peningkatan jumlah kasus penyakit. Nyamuk Aedes aegypti memiliki kemampuan untuk mengembangkan antibodi terhadap jenis insektisida yang digunakan terus menerus. Maka dari itu perlu dilakukan pengendalian vektor dengan mempertimbangkan ekologi lokal, perilaku spesies target, sumber daya yang tersedia, dan konteks budaya di mana kontrol intervensi dilakukan. Pengendalian vektor dapat kita lakukan dengan cara IVM maupun 3M Plus.