EKSKLUSIVITAS KOMUNIKASI DALAM PENYEBARAN AJARAN TASAWUF LOKAL PADA KOMUNITAS ISLAM WETU TELU DI DESA KAYANGAN, KECAMATAN KAYANGAN, LOMBOK UTARA

  • Karliade Aji Saputra Universitas Islam Negeri Mataram

Abstract

Komunikasi eksklusif merupakan salah teknik atau cara yang digunakan oleh komunitas msyarakat sasak (suku lombok, NTB) dalam mempertahankan nilai dan norma yang terkandung dalam setiap ajarannya yang di kenal dengan islam wetu telu, yang dalam tradisi keilmuan tasawuf di kenal dengan tasawuf lokal yaitu tasawuf yang sudah beradaptasi dengan kearifan lokal (local wisdom). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a) untuk mengetahui penyebab terjadinya ekslusivitas komunikasi pada penyebaran ajaran tasawuf lokal di komunitas Islam Wetu Telu di Dusun Rebakong, Desa Kayangan; b) untuk mengetahui Bagaimana Proses ekslusivitas komunikasi dalam penyebaran ajaran tasawuf lokal Islam Wetu Telu di Dusun Rebakong, Desa Kayangan; c) untuk mengetahui Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam ekslusivitas komunikasi yang terjadi di lingkungan penganut Islam Wetu Telu yang meyebarkan ajaran tasawuf lokal. sedangkan dalam pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan observasi. Dan pengujian kredibilitas datanya menggunakan triangulasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah: a) penyebab terjadinya eksklusivitas komunikasi pada komunitas Islam Wetu Telu diantaranya: (1) Kerahasiaan konten ajaran tasawuf lokal yang tidak boleh disebarkan secara umum.,(2) mempertahankan kearifan lokal yang sudah ada., (3) menjaga nilai-nilai yang sudah diyakini sebelumnya. b) proses penyebaran ajaran tasawuf lokal hanya dilakukan kepada jama’ahnya saja. Kajian yang dilakukan tidak terikat jadwal dan biasanya sebelum melakukan kajian, tokoh memulainya dengan obrolan-obrolan ringan agar para jama’ah yang mengkaji ajaran tasawuf lokal tida kesulitan dan cepat dalam memahami ajaran tersebut. c) faktor pendukung ekslklusivitas komunikasi dalam penyebaran ajaran tasawuf lokal meliputi motivasi tinggi tokoh penyebar ajaran tasawuf lokal untuk terus menyebarkan ajaran ini. Selain itu, adanya dorongan dan semangat yang diberikan oleh para jama’ah, masyarakat sekitar, bahkan instansi pemerintah. Adapun faktor penghambat seperti tuduhan-tuduhan sesat kepada ajaran tasawuf lokal serta konflik yang berujung kepada pengucilan sosial.

Published
2021-01-17