Workshop Pemberantasan Buta Aksara di Sekretariat Forum Pemuda Lombok Selatan Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur-NTB.
Abstract
Pendidikan adalah hak setiap orang. Tidak semua orang berkesempatan mengikuti pendidikan. Salahsatu media untuk memenuhi hak bagi yang belum berkesempatan menikmati pendidikan formal adalah pendidikan non formal. Pendidikan non formal dengan kelenturannya memungkinkan diikuti oleh semua usia termasuk bagi mereka yang masih menyandang buta aksara. Berbagai upaya pemberantasan buta aksara telah dilaksanakan. Namun karena berbagai faktor hasilnya belum maksimal yakni mengentaskan tributa secara keseluruhan. Penggunaan konsep andragogy dan penekanan pada pendekatan budaya terutama keluarga. Keluarga sebagai basis terkecil masyarakat ibarat inti sel difungsikan secara maksimal. Salahsatu bentuk memaksimalkan fungsi keluarga adalah mempercayakan salah seorang anggota keluarga yang telah mampu calistung untuk diperankan sebagai tutor keluarga. Dengan memberikan kepercayaan kepada salah satu keluarga menjadi tutor akan muncul dampak psikogis positif. Keberhasilan satu kelompok keluarga akan menyebar kepada kelompok keluarga lain. Penyebaran kemampuan diri secara berbasis keluarga berdampak dalam berbagi hal. Salah satu dampak yang dimaksud antara lain adanya kebanggaan keluarga, kepercayaan, dan kebebasan dalam mengikuti pembelajaran.Pemberantasan buta aksara berbasis keluarga dinilai menguntungkan dalam hal: a) dilihat dari segi psikologi belajar orang dewasa lebih sesuai, karena metode pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sosial budaya warga belajar; b) warga belajar akan merasa termotivasi belajar sendiri karena tutor berasal dari lingkungan keluarga; c) adanya keleluasaan waktu, tempat serta aturan bagi warga belajar; d) adanya kepercayaan sekaligus penghargaan bagi anggota keluarga yang telah mampu membaca menulis dan berhitung (calistung) untuk membantu keluarganya, termasuk penghargaan dalam bentuk honorarium; e) lebih hemat waktu dan biaya serta tenaga, karena tenaga tutor dari dalam keluarga; f) kemungkinan terjadi kembali menjadi buta aksara dapat diperkecil karena pemantauan langsung dari keluarga; g) merupakan pola penerapan pemberdayaan masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat secara langsung dalam pembangunan pendidikan. Walau demikian masih ada beberapa kelemahan yang perlu diatasi diantaranya: a) diperlukan perencanaan dan dukungan semua fihak; b) kesediaan dan pelatihan bagi tutor keluarga sampai tuntas; c) diperlukan standar keberhasilan warga belajar yang sesuai; d) Karena terlalu lentur, fleksibel cenderung terjadi pelemahan kegiatan.